Islam sangat paham akan kondisi yang dialami manusia. Bicara soal
kondisi, tentu yang terbersit paling signifikan adalah masalah harta.
Inilah yang banyak dibicarakan dalam ranah masyarakat. Islam datang
dengan ajaran mulia dengan menerapkan kesederhanaan.
Berbicara tentang kesederhanaan, tentunya akan lebih dalam mengulas
bagaimana kondisi sekarang yang serba butuh dan tentunya itu merupakan
suatu keharusan dalam hidup.
Agama Islam menganjurkan agar umatnya senantiasa hidup sederhana
dalam semua tindakan, sikap dan amal. Islam adalah agama yang
berteraskan nilai kesederhanaan yang tinggi. Kesederhanaan adalah satu
ciri yang umum bagi Islam dan salah satu perwatakan utama yang
membedakan dari umat yang lain. Dengan begitu suatu konsep yang bagitu
bagus dalam agama islam untuk mengajak manusia agar hidup sederhana.
Atas prinsip inilah, maka umat Islam yang sejati merupakan umat yang
adil dan sederhana. Merekalah yang akan menjadi saksi di dunia dan di
akhirat di atas setiap penyelewengan, penindasan serta penyimpangan ke
kanan maupun ke kiri dari jalan pertengahan yang lurus.
Satu perkara yang harus kita sadari sebagai umat Islam yaitu konsep
sederhana meliputi aqidah (keyakinan), aspek ibadah dan cara
melaksanakannya, akhlak dan cara hidup, berinteraksi antar sesama dan
segala sesuatu yang menyentuh persoalan kehidupan dunia.
Kesederhanaan adalah budaya yang telah diterapkan oleh Rasulullah
Saw. Budaya sederhana dan sentiasa mendaulatkan prinsip keadilan serta
kemanusiaan inilah yang membentuk generasi Islam yang begitu mantap dan
berkualitas. Generasi yang dididik oleh Nabi Muhammad Saw dengan ciri
kesederhanaan dan penghayatan memahami Islam yang sejati berlandaskan
cahaya al-Quran itulah yang akhirnya berhasil mengangkat panji-panji
Islam ke seluruh dunia.
Sebagai generasi terbaik umat Islam sudah sepantasnya untuk
menyederhanakan dalam segala apapun, tentunya harus melihat bagaimana
kita menyikapi bentuk sederhana tersebut. Hal inilah yang aka nada nilai
harga dalam diri umat islam dan akan menjadi modal untuk menerapkan
strategi keberhasilan. Karena dengan sifat yang berlebihan itu akan
timbul sifat yang bisa merusak keberhasilan umat islam. Koridor
peraturan yang ada pada islam tentunya juga menjadi acuan dalam
menjalani hidup sederhana.
Dua hal di antara cara untuk menerapkan sifat kesederhanaan dalam diri kita. Pertama, dengan
mengawal serta menundukkan hawa nafsu yang bergejolak dalam diri. Allah
Swt dan Rasulullah Saw sering mengingatkan kita agar mengawal hawa
nafsu dan tidak berlebihan di dalam melakukan sesuatu.
Ini adalah karena hawa nafsulah yang selalu menjeruskan manusia ke
kancah kebinasaan. Disebabkan gagal mengawal hawa nafsu, kita sering
melakukan pemborosan dan berlebihan. Berbelanja lebih daripada
kebutuhan, sedangkan masih banyak yang lebih memerlukan bantuan untuk
menopang kehidupan mereka.
Kedua, menjiwai sifat kesederhanaan. Kita harus bijaksana
dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dengan sikap tersebut kita dapat
mengetahui dengan pasti perkara-perkara yang lebih memerlukan perhatian
dan tumpuan masa, tenaga ataupun uang. Tanpa mengetahui dengan pasti
perkara-perkara yang harus didahulukan maka kita akan lebih cenderung
untuk mengikut hawa nafsu sehingga gagal di dalam mengimbangi urusan
kehidupan.
Hakikatnya, mencari keseimbangan dan kesederhanaan dalam semua aspek
kehidupan adalah sesuatu yang sukar. Desakan hawa nafsu dalam diri
manusia mengatasi kewarasan dan kebenaran akal fikir kita. Ia hanya
dapat dibendung dengan penguasaan iman dan ilmu pengetahuan.
Dengan hidup sederhana, Islam sangat menghormati manusia. Sangat
jelas bahwa hidup sederhana itu bisa membuat kenyamanan dalam hidup dan
juga memberi dampak positif bagi kehidupan di sekelilingnya.
Penulis: Mahrus Sholeh, Alumni PP Sabilal Muhtadin (1997-2003), Mahasiswa Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar